kota di tengah hutan
menapak jejak kehidupan
Rabu, 27 Oktober 2010
Senin, 25 Oktober 2010
keajaiban otak
ungkapan ini didasarkan pada pembentukan otak yang sangat terpengaruh pada bagaimana dia berkembang, di lingkungan seperti apa dia berkembang.
otak akan berkembang dengan bagus jika berada di lingkungan yang bagus, yaitu lingkungan yang penuh dengan pujian, penularan energi positif, dukungan dan semangat serta hal baik lainnya. sebaliknya, otak akan hancur jika dia berada di lingkungan yang buruk, yaitu lingkungan yang penuh dengan caci maki, saling merendahkan, tidak ada penghargaan, penuh dengan energi negatif.
mengapa demikian? ibaratnya sebuah pohon yang akan tumbuh subur, jika dipupuk, diberi perhatian, dirawat. begitu juga otak, dalam satu sel otak itu akan tumbuh ribuan sel otak lainnya ketika dia menerima pujian. (bayangkan jika satu batang pohon mengeluarkan ribuan ranting!). Sebaliknya, ribuan sel otak akan mati ketika dia menerima cacian dan makian. akan seperti apakah otak kita jadinya?
sebaiknya di lingkungan seperti apakah otak kita, otak anak-anak kita, otak saudara-saudara kita dikembangkan? sudikah kita otak kita hancur karena cacian orang lain? sudikah otak anak-anak kita hancur karena cacian kita?
*bersambung*
Sabtu, 23 Oktober 2010
efek sebuah perkataan
Hati-hati dengan perbuatan Anda, karena dia akan menjadi kebiasaan Anda
Hati-hati dengan kebiasaan Anda, karena dia akan menjadi karakteristik Anda
just curhat
The big expectation…
Ah sebenarnya tidak terlalu besar juga harapan itu, hanya saja, rasa ingin tahu menguasai akal pikiran sehingga sedikit meningkatkan harapan…
Apa yang kucari juga belum pernah kuketahui secara jelas… sehingga seringkali ku bersikap dan berbuat seadanya… seandainya tujuan itu jelas mungkin aku bisa bertindak lebih fokus…
HOPING FOR NOTHING….
Berharap pada ketidakpastian, akan selalu menghasilkan hal yang sama, KECEWA… tetapi tidak ada hal apapun terjadi tanpa Allah yang menghendaki, jadi adalah suatu KENISCAYAAN bahwa sebuah kebaikan yang datang itu dari Allah tetapi sebaliknya sebuah keburukan itu datang karena ulah manusia sendiri.
Apa makna dari semua ini tergantung dari sudut pandang mana kita menilai, sekali lagi jika kita melihat dari sudut pandang sebuah ilmu maka yang terlihat adalah ilmu, apabila kita melihat dari sudut pandang materi, maka yang terlihat adalah materi, jika kita melihat dari sudut pandang perasaan, maka yang terlihat adalah perasaan. Apapun itu diharapkan sikap kedewasaan muncul sebagai hasil pelajaran yang diambil dari pengalaman hidup ini.
definisi sifat seseorang dalam wujud bentuk
segitiga:
karakter orang yang menyukai bentuk segitiga adalah; pertama: "landasan hidup kuat, pandai, simple dalam cara pandang suatu masalah." kedua: "karena simple maka visi dan misi tidak jelas, dalam pekerjaan leadership biasa, tidak romantis", ketiga: "dominan yang dipakai otak kiri."
segiempat:
karakter orang yang menyukai bentuk segiempat adalah; pertama: "pendiriannya tegas dan kuat, kurang fleksibel dalam pekerjaan, leadershipnya cukup dan berkomitmen tinggi, kedua: "terkesan lugu dan monoton". ketiga: "dominan yang dipakai otak kiri."
zigzag:
karakter orang yang menyukai bentuk zigzag adalah berambisi, leadernya tinggi, visi dan misinya jelas, komitmen tinggi, kerja keras untuk mencapai cita-cita", kedua: "hidupnya sering merasa kesepian" ketiga: "dominan yang dipakai otak kiri."
lingkaran:
karakteristik orang yang menyukai bentuk lingkaran adalah: pertama: "oragnya romantis, berpikiran positif, komitmen dan leadershipnya lumayan, udah jatuh cinta. kedua: "lebih senang jalan-jalan daripada bekerja. ketiga: sangat menyukai seks, keempat: "dominan yang dipakai otak kanan."
Jumat, 04 Juni 2010
RI-Palestina
Bagikan
17 Januari 2009 jam 3:02
Assalaamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Ngapain sih mendukung Palestina?
Kalau ada ribut-ribut di negara-negara Arab, misalnya di Mesir, Palestina, atau Suriah, kita sering bertanya apa signifikansi dukungan kita terhadap negara tersebut.
Misalnya baru-baru ini ketika Palestina diserang. Banyak mungkin yang bertanya-tanya, "Ngapain sih mendukung Palestina?"
Pertanyaan tersebut diatas sering kita dengar, terutama karena kita bukan orang Palestina, bukan bangsa Arab, rakyat sendiri sedang susah, dan juga karena entah mendukung atau tidak, sepertinya tidak berpengaruh pada kegiatan kita sehari-hari.
Padahal, untuk yang belum mengetahui, kita sebagai orang Indonesia malah berhutang budi, dan pantas memberikan dukungan untuk Palestina.
Proklamator kemerdekaan RI Soekarno-Hatta boleh saja memproklamasikan kemerdekaan RI de facto pada 17 Agustus 1945, tetapi perlu diingat bahwa untuk berdiri (de jure) sebagai negara yang berdaulat, Indonesia membutuhkan pengakuan dari bangsa-bangsa lain.
Pada persyaratan ini, kita tertolong dengan adanya pengakuan dari tokoh tokoh Timur Tengah, sehingga Negara Indonesia dapat berdaulat.
Gong dukungan untuk kemerdekaan Indonesia ini dimulai dari Palestina dan Mesir, seperti dikutip dari buku "Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri" yang ditulis oleh Ketua Panitia Pusat Perkumpulan Kemerdekaan Indonesia, M. Zein Hassan Lc.
Buku ini diberi kata sambutan oleh Moh. Hatta (Proklamator & Wakil Presiden pertama RI serta Pahlawan Nasional RI), M. Natsir (mantan Perdana Menteri RI dan tokoh Islam kelas dunia, pendiri Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia/DDII serta Pahlawan Nasional yang dipinggirkan di Masa Orde Lama dan Orde Baru), Adam Malik (Menteri Luar Negeri RI ketika buku ini diterbitkan), dan Jenderal (Besar) A.H. Nasution.
M. Zein Hassan Lc. Lt. sebagai pelaku sejarah, menyatakan dalam bukunya pada hal. 40, menjelaskan tentang peran-serta, opini dan dukungan nyata Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia, di saat negara-negara lain belum berani untuk memutuskan sikap.
Sedikit informasi, Palestina saat itu, adalah wilayah Protektorat Kerajaan Inggris (atau lebih-kurang adalah jajahan Inggris) setelah direbut dari Kekhalifahan Turki Usmaniyah (Turki Ottoman) yang jatuh pada tahun 1924 dan kemudian mereka serahkan kepada organisasi Zionis sehingga mengakibatkan negara Israel berdiri pada tahun 1948 yang didukung Amerika Serikat pula (sedikit mengenai ini, silahkan baca artikel saya TENTANG ISRAEL: YANG USA & SEKUTUNYA TAK MAU ANDA (BANYAK) KETAHUI dengan alamat http://www.facebook.com/note.php?note_id=45223343132&comments).
Dukungan Palestina ini diwakili oleh Syekh Muhammad Amin Al-Husaini -mufti besar Palestina- secara terbuka mengenai kemerdekaan Indonesia:
".., pada 6 September 1944, Radio Berlin berbahasa Arab menyiarkan 'ucapan selamat' mufti Besar Palestina Amin Al-Husaini (beliau melarikan diri ke Jerman pada permulaan perang dunia ke dua) kepada Alam Islami, bertepatan 'pengakuan Jepang' atas kemerdekaanIndonesia. Berita yang disiarkan radio tersebut dua hari berturut-turut, kami sebar-luaskan, bahkan harian "Al-Ahram" yang terkenal telitinya juga menyiarkan."
Syaikh Muhammad Amin Al-Husaini dalam kapasitasnya sebagai Mufti Palestina juga berkenan menyambut kedatangan delegasi "Panitia Pusat Kemerdekaan Indonesia " dan memberikan dukungan penuh.
Peristiwa bersejarah tersebut tidak banyak diketahui generasi sekarang, mungkin juga para pejabat dinegeri ini. Bahkan dukungan ini telah dimulai setahun sebelum Sukarno-Hatta benar-benar memproklamirkan kemerdekaan RI.
Tersebutlah seorang Palestina yang sangat bersimpati terhadap perjuangan Indonesia, Muhammad Ali Taher. Beliau adalah seorang saudagar kaya Palestina yang spontan menyerahkan seluruh uangnya di Bank Arabia tanpa meminta tanda bukti dan berkata: "Terimalah semua kekayaan saya ini untuk memenangkan perjuangan Indonesia ..."
Setelah seruan dari Mufti Palestina itu, maka negara berdaulat yang berani mengakui kedaulatan RI pertama kali oleh Negara Mesir 1949.
Pengakuan resmi Mesir itu (yang disusul oleh negara-negara Tim-Teng lainnya) menjadi modal besar bagi RI untuk secara sah diakui sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan itu membuat RI berdiri sejajar dengan Belanda (juga dengan negara-negara merdeka lainnya) dalam segala macam perundingan & pembahasan tentang Indonesia di lembaga internasional.
Dukungan Mengalir Setelah Itu
Setelah itu, sokongan dunia Arab terhadap kemerdekaan Indonesia menjadi sangat kuat. Para pembesar Mesir, Arab dan Islam membentuk 'Panitia Pembela Indonesia '. Para pemimpin negara dan perwakilannya di lembaga internasional PBB dan Liga Arab sangat gigih mendorong diangkatnya isu Indonesia dalam pembahasan di dalam sidang lembaga tersebut.
Di jalan-jalan terjadi demonstrasi- demonstrasi dukungan kepada Indonesia oleh masyarakat Timur Tengah. Ketika terjadi serangan Inggris atas Surabaya 10 Nopember 1945 yang menewaskan ribuan penduduk Surabaya, demonstrasi anti Belanda-Inggris merebak di Timur-Tengah khususnya Mesir. Sholat ghaib dilakukan oleh masyarakat di lapangan-lapangan dan masjid-masjid di Timur Tengah untuk mendoakan para syuhada yang gugur dlm pertempuran yang sangat dahsyat itu.
Yang menyolok dari gerakan massa internasional adalah ketika momentum Pasca Agresi Militer Belanda ke-1, 21 juli 1947, pada 9 Agustus. Saat kapal "Volendam" milik Belanda pengangkut serdadu dan senjata telah sampai di Port Said.
Ribuan penduduk dan buruh pelabuhan Mesir yang dimotori gerakan Ikhwanul Muslimin (persaudaraan kaum muslim), berkumpul di pelabuhan itu. Mereka menggunakan puluhan motor-boat dengan bendera merah-putih - tanda solidaritas- berkeliaran di permukaan air guna mengejar dan menghalau blokade terhadap motor-motor- boat perusahaan asing yang ingin menyuplai air & makanan untuk kapal "Volendam" milik Belanda yang berupaya melewati Terusan Suez, hingga kembali ke pelabuhan.
Kemudian motor boat besar pengangkut logistik untuk "Volendam" bergerak dengan dijaga oleh 20 orang polisi bersenjata beserta Mr. Blackfield, Konsul Honorer Belanda asal Inggris, dan Direktur perusahaan pengurus kapal Belanda di pelabuhan. Namun hal itu tidak menyurutkan perlawanan para buruh Mesir.
Wartawan 'Al-Balagh' pada 10/8/47 melaporkan:
"Motor-motor boat yang penuh buruh Mesir itu mengejar motor-boat besar itu dan sebagian mereka dapat naik ke atasdeknya. Mereka menyerang kamar stirman, menarik keluarpetugas-petugasnya, dan membelokkan motor-boat besar itu kejuruan lain."
Melihat fenomena itu, majalah TIME (25/1/46) dengan nada minornya menakut-nakuti Barat dengan kebangkitan Nasionalisme-Islam di Asia dan Dunia Arab. "Kebangkitan Islam di negeri Muslim terbesar di dunia seperti di Indonesia akan menginspirasikan negeri-negeri Islam lainnya untuk membebaskan diri dari Eropa."
Melihat peliknya usaha kita untuk merdeka, semoga bangsa Indonesia yang saat ini merasakan nikmatnya hidup berdaulat tidak melupakan peran bangsa bangsa Arab, khususnya Palestina dalam membantu perdjoeangan kita.
(Lihat foto bung Hatta, Hj Agus Salim, Mufti Palestina syaikh Amin Husain, dan pemimpin Mesir di attachement supaya kita kenal wajah wajah dari tokoh pembela Indonesia ini)
NB: diantara tokoh gerakan islam yang aktif menyuarakan pembelaan adalah Asyyahid Hasan Albanna, seorang ulama besar dunia Islam pada jamannya.
Pernyataan Tokoh dalam buku ini:
Drs. Moh. Hatta:
"Kemenangan diplomasi Indonesia yang dimulai dari Kairo. Karena dengan pengakuan Mesir dan negara-negara Arab lainnya terhadap Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh, segala jalan tertutup bagi Belanda untuk surut kembali atau memungkiri janji, sebagai selalu dilakukannya di masa-masa yang lampau."
A.H. Nasution:
"Karena itu tertjatatlah, bahwa negara-2 Arab jang paling dahulu mengakui RI dan paling dahulu mengirim misi diplomatiknja ke Jogja dan jang paling dahulu memberi bantuan biaja bagi diplomat-2 Indonesia di luar negeri. Mesir, Siria, Irak,Saudi-Arabia, Jemen,memelopori pengakuan de jure RI bersama Afghanistan dan IranTurki mendukung RI. Fakta-2 ini merupakan hasil perdjuangan diplomat-2 revolusi kita. Dan simpati terhadap RI jang tetap luas di negara-2 Timur Tengah merupakan modal perdjuangan kita seterusnja, jang harus terus dibina untuk perdjuangan jang ditentukan oleh UUD '45 : "ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
Penutup
"Perumpamaan kaum muslimin yang saling kasih mengasihi dan cinta mencintai antara satu sama lain ibarat satu tubuh. Jika salah satu anggota berasa sakit maka seluruh tubuh akan turut berasa sakit dan tidak dapat tidur." (HR Bukhari)
Barangsiapa melihat suatu kemungkaran hendaklah ia merobah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaklah dengan lidahnya (ucapan), dan apabila tidak mampu juga hendaklah dengan hatinya dan itulah keimanan yang paling lemah. (HR. Muslim) Penjelasan: "Dengan hati" artinya tindakan aktif dan bukan pasif, senantiasa membencinya dan berusaha merubahnya seandainya ia sudah mampu atau berani.
Hendaklah kamu beramar ma'ruf (menyuruh berbuat baik) dan bernahi mungkar (melarang berbuat jahat). Kalau tidak, maka Allah akan menguasakan atasmu orang-orang yang paling jahat di antara kamu, kemudian orang-orang yang baik-baik di antara kamu berdo'a dan tidak dikabulkan (do'a mereka). (HR. Abu Zar)
Sesungguhnya Allah 'Azza wajalla tidak menyiksa (orang) awam karena perbuatan (dosa) orang-orang yang khusus sehingga mereka melihat mungkar di hadapan mereka dan mereka mampu mencegahnya, tetapi mereka tidak mencegahnya (menentangnya). Kalau mereka berbuat demikian maka Allah menyiksa yang khusus dan yang awam (seluruhnya). (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
QS Al Maaidah ayat 35. "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan."
QS At Taubah ayat 111 "Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat (Torah), Injil (Bible) dan Al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar."
Tulisan ini disadur dari berbagai sumber.
Wassalaamu'alalaikum warohmatullahi wabarokatuh
Abu Taqi Mayestino/Kiky/Uki
Senin, 03 Mei 2010
M Natsir
MOHAMMAD NATSIR
Menggurat Cinta Dari Hutan Sumatera
Mohammad Natsir memang legenda negeri ini. Kiprahnya telah menempatkan dirinya sebagai salah satu rujukan penting dalam pergerakan Islam moderen di dunia. Tapi siapa nyana di balik berbagai kebesaran yang disematkan padanya, Natsir adalah seorang suami dan sekaligus yang begitu sederhana, santun dan lemah lembut. Paling tidak itulah yang terlihat dari pilihan kata demi kata yang ia torehkan pada berlembar-lembar surat untuk keluarganya, dari hutan-hutan perawan di Sumatera Barat.
“Kumpulan Surat-Surat Pribadi,” begitu judul pendek yang sederhana nampak di tengah selembar kertas putih bersih, tanpa tulisan apa pun lagi. Namun saat beralih ke lembar berikutnya, segera terkuak kalimat demi kalimat yang sarat dengan tekad dan cinta. Kerap kali ia mengawali dengan sapaan hangat, “Ummie, anak-anakku yang kucintai.” Tersisip pula nasehat yang penuh kehati-hatian dengan mengutip hadits atau ayat al-Quran. Itulah salinan kumpulan surat Mohammad Natsir pada istri dan kelima anaknya. Semua telah diketik rapi oleh salah seorang anaknya, dari naskah asli tulisan tangan Natsir yang telah berwarna kekuningan di makan jaman. Salinan surat itu dibuat pada tahun 1980-an. Lebih dari 22 tahun sejak saat surat pertama ditorehkan.
Surat pertama ditulis Natsir pada tanggal 17 juli 1958. beberapa bulan setelah ia memutuskan masuk ke hutan demi hutan di Sumatera Barat, bersama kelompok rakyat yang oleh penguasa dengan gegabah dituduh sebagai pemberontak. Itulah perjalanan menegakkan idealisme, yang dilabelkan pada peristiwa PRRI. Merangkum rentang waktu sejak 17 juli sampai 15 september 1958, ungkapan hati itu ditulis seiring perjuangan Natsir dari dalam hutan, meluaskan gema perjuangan dan menghindari kejaran penguasa. Selepas 15 september, pengiriman surat itu terhenti. Sebab, anak dan istrinya telah menyusul Natsir ke dalam hutan, bersama-sama merajut jalan perjuangan.
Lima puluh helai surat itu terbagi dalam beberapa tanggal pengiriman. Beberapa kali di bulan juli, agustus dan September. Tiap lembarnya kaya akan riwayat hidup Natsir yang ia ceritakan secara rinci, mulai dari masa kanak-kanak hingga jaman Jepang. Natsir bertutur tentang perjuangannya melawan diskriminasi guru Belanda, geloranya membela Islam yang tergambar pada tulisan-tulisannya di Pembela Islam, suka-duka mendirikan sekolah Pendidikan Islam (Pendis), hingga ditutupnya sekolah legendaris itu oleh penjajah Jepang secara paksa. Rangkaian surat itu adalah yang pertama dan terakhir yang ditulis Natsir untuk keluarganya. Ida masih ingat, lembar demi lembarnya dibaca secara bergantian oleh Ummi dan saudara-saudaranya, termasuk Ida.
“setelah peristiwa itu. Kami relatif berkumpul terus, jadi Aba tidak perlu menulis surat lagi. Tapi hampir saja kami kehilangan surat-surat itu ketika tentara menggeledah, saat kami keluar dari hutan. Syukur Alhamdulillah sewaktu Ummi berkata bahwa surat itu milik pribadi, tentara yang menggeledah akhirnya mengembalikannya pada Ummi,” ujar Asma Faridah, anak kedua Natsir, yang ditemui Tarbawi di rumah dinasnya di kompleks pengajar Pesantren darul Falah, Bogor. Farida pulalah yang meminjamkan kumpulan surat Natsir yang amat berharga itu pada Tarbawi.
“setiap membaca lagi surat-surat ini, selalu ada keharuan. Dalam surat itu Aba memanggil kami ‘sayang’, panggilan yang sehari-hari tidak Aba gunakan. Dalam kalimat-kalimatnya, kentara sekali Aba ingin mengajarkan kami supaya jadi orang yang tegar dan selalu yakin pada pertolongan Allah,” tutur Farida, yang biasa disapa Ida.
Ida bersama ibunya, kakak, dan adik-adiknya, sempat dititipkan Natsir di rumah Buya Yusuf, paman HAMKA, di daerah Sungai Batang, Maninjau, Kabupaten Agam.
Sedangkan Natsir bersama Syafruddin Prawiranegara berjuang dari kawasan hutan di Limapuluh kota, di Maninjau, dan lainnya. Praktis komunikasi antara keluarganya dengan Natsir pun terputus. Mereka ipisahkan lebatnya hutan belantara. Tak heran ketika pada pertengahan juli seorang kurir datang membawa surat dari Natsir, istri dan anaknya menyambut dengan syukur dan tangis.
Tepat pada 17 juli 1958 itu Natsir berumur 50 tahun. Dalam kalimat pertama yang ditulis, Natsir dengan jenaka menyinggung hal ini.
“Ummie, Lies, Ida, Has, Abi, Auzie. Hari ini tanggal 17 juli 1958. jadi, Aba sudah genap berumur 50 tahun. Oleh karena pada hari ulang tahun ini Aba kebetulan dalam tourne, dan tidak dapat duduk bersama-sama di rumah, bersama Ummie dan anak-anak Aba semuanya, Aba tulis surat ini untuk ganti bercakap-cakap dengan Ummie, Lies, Ida, Has, Abi dan Auzie.” Sudah setengah abad umur Aba sekarang, satu masa yang panjang. Kalau Aba mengingat kepada masa panjang itu, banyak sekali yang dapat Aba ceritakan kepada anak-anak Aba yang seolah tampak berkumpul di sekeliling Aba sekarang ini.”
Kalimat demi kalimat yang mengalir kemudian, memang ditulisNatsir dari kgelapan hutan, namun kandungannya jauh ari kegelapan dan kekisruhan hati. Natsir justru bertutur bukan tentang pengorbanannya, namun soal ketulusan istrinya, Nur Nahar. Dapatlah terbaca betapa energi cinta dari istrinya menjadi salah satu penopang perjuangannya.
“separoh dari umur Aba, Aba selalu berada di samping Ummie. Jadi Ummie tahu benar apa yang Aba kerjakan, apa yang Aba perjuangkan. Juga apa yang Aba sukai, dan apa yang tidak Aba sukai, dan lain-lain. Sebenarnya kurang tepat kalau dikatakan, bahwa dalam hal ini semua Aba dan Ummie hidup ‘berdampingan’. Sebab dari semula sampai sekarang kita, semua yang berkenaan dengan cita-cita, pendirian dan perjuangan adalah dimiliki oleh Aba dan Ummie bersama. Dalam menghadapi segala sesuatu tidak ada satupun yang Ummie tidak sama-sama mengetahui, sama-sama merasakan, sama-sama memperjuangkan, walaupun pada lahirnya, kelihatan Ummie seolah-olah diam-diam saja.
Anak-anak yang tercinta, oleh karena itu tak dapat Aba melukiskan bagaimana besarnya rasa syukur Aba kepada Allah Swt. Dan rasa terimakasih Aba kepada Ummie atas kebahagiaan hidup yang Aba telah rasakan selama separoh dari umur Aba itu, yang timbul dari kesatuan jiwa dari kami berdua.
Kalau Aba melihat sekeliling rumah tangga, tidak banyak ibu dan bapa yang telah dikaruniai Allah Swt. Dengan kebahagiaan seperti itu.Aba mendoakan mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan mengurniakan semua anak-anak Aba dengan kebahagiaan yang begitu pula kelak. Amien!”
Melalui surat yang lain, Ida baru mengetahui riwayat “keakraban” gelang emas ibunya dengan pegadaian. Dalam surat yang ditulis pada 15 september 1958, Natsir bercerita tentang kesulitan keuangan yang kerap menghampiri sekolah Pendis yang didirikannya,
“…Pendis seringkali menghadapi kesulitan-kesulitan yang pahit. Ummie ada mempunyai satu gelang mas (bukan pembelian Aba, sudah dipunyai Ummie sebelum Ummie berjuang bersama-sama dalam Pendis. Aba, sampai saat itu belum pernah dapat membelikan sepotong barang perhiasan untuk Ummie). Maka gelang mas Ummie yang saat itu mempunyai riwayat.
Kalau Pendis sudah kesulitan maka gelang mas Ummie berpindah tempat dari tangan Ummie ke lemari Pak Gade (istilah Natsir untuk pegadaian-Red.) kalau keadaan agak senggang sedikit ditebus kembali. Tidak berapa lama, dia pindah pula ke penginapannya yang hampir permanen di Pak Gade.
Sudah berapa kalinya Ummie membuka gelang itu dari tangannya tak ingat Aba lagi. Yang Aba masih ingat benarialah, bahwa tidak pernah air muka Ummie berobah atau mendung diwaktu-waktu Ummie terpaksa melurutkan perhiasan itu dari tangannya untuk dikirim ke tempat penyimpanannya yang terkenal itu. Tidak pernah! Begitulah Ummie! Semuanya untuk cita-cita hendak berbakti kepada Allah dan berkhidmat kepada Islam.”
Hingga Ida dewasa, kisah ini sangat berkesan dalam dirinya, “Ada ketulusan yang luar biasa,” ujar Ida.
Natsir dan Nur Nahar bertemu dalam bingkai tekad yang sama: menyebarkan pendidikan buat rakyat jelata, meski resikonya harus siap miskin. Dalam surat yang ditulis pada 9 Agustus 1958, Natsir berkisah soal kesamaan tekad mereka,
“… pada pertengahan tahun 1931 Aba masuk kursus guru itu. Tamat pertengahan tahun 1932. selama Aba dala kursus guru itu, dapatlah Aba menyusun rumusan atau rencana Pendidikan Islam mulai dari sekolah rendah S.M.P. nya, dan sekolah gurunya. Sementara kursus sore Aba jadikan Pendidikan Islam bagian Mulo. Untuk ini cukup teman-teman yang dapat turut mengajar, antara lain Ir. Ibrahim (sekarang jadi direktur Pabrik Semen Gresik), Ir. Indra Cahya, Oom fachruddin.
Yang lebih sulit ialah untuk teman mengajar di bagian H.I.S. nya dan taman kanak-kanaknya. Disinilah Ummie datang menyumbangkan tenaganya (Natsir sudah mengenal Nur Nahar ketika ia bergabung dengan Jong Islamieten Bond cabang Bandung. Ketika itu Nur Nahar menjadi anggota pengurus “Jibda” atau Yong Islamieten Bond bagian putrid-Red)
Ummie waktu itu sudah menjadi guru pada sekolah “Arjuna” yang bersubsidi pemerintah. Ummie sudah mendapat penghasilan tetap, kalau tidak salah Rp. 70; sebulan. Sebenarnya Aba tidak berani meminta Ummie supaya turut mengajar pada Pendidikan Islam sebab sekolah ini adalah termasuk, apa yang dinamakan orang, “sekolah liar”, yaitu sekolah partikulir yang tidak bersubsidi, jadi tak tentu nasibnya. Diwaktu itu sekolah-sekolah partikulir banyak yang tumbuh seperti cendawan sesudah hujan, tapi lekas bubar satu demi satu, lantaran kekurangan uang dan kekurangan guru yng cakap. Maklumlh murid-murid yang masuk sekolah partikulir itu hampir semua dari rakyat yang tidak mampu. Uang sekolah kadang-kadang masuk, kadang-kadang tidak.
Menjadi guru sekolah partikulir itu artinya tidak mempunyai penghasilan yang cukup dan tetap. Itulah makanya agak berat Aba meminta Ummie jadi guru pada Pendidikan Islam.
Akan tetapi bagi Ummie pun, rupanya soal penghasilan itu tidak menjadi penting benar. Ummie melihat dalam pendirian Pendidikan Islam ini satu cita-cita. Ummie dengan rela menyumbangkan tenaganya kepada Pendidikan Islam dan melepaskan pekerjaan yang penghasilannya lebih terjamin itu. Ummie datang mengajar di taman kanak-kanak sambil membawa dua orang murid yang pertama, yaitu Ros dan Irwan (keponakan Ummi- Red)
…Anak-anakku yang kucintai, sebagaimana telah Aba ceritakan lebih dulu, yng mendorong Aba mendirikan sekolah itu, bukanlah sekedar untuk menambah banyaknya sekolah partikulir yang tumbuh seperti jamur di waktu itu. Kalau sekedar untuk mencari nafkah, banyak jlan yang lain yang lebih baik dari pada membuka sekolah. Bukan!……
rasa-rasanya tidaklah sia-sia korban yang telah kami, Ummie dan Aba beserta teman-teman seperjuangan lainnya berikan untuk Pendis di kota Bandung itu, dalam masa 10 tahun lebih.
Agak banyak juga, anak-anakku, korban yang diberikan, walaupun tidak banyak orang luar yang mengetahuinya. Sudah Aba ceritakan bahwa yang menjadi murid Pendis, hampir semua dari keluarga yang tidak mampu. Tidak sanggup membayar uang sekolah yang besar-besar. Ada pula yang sudah diafkir oleh sekolah pemerintah lantaran malas atau bodoh, katanya. Dengan sendirinya uang sekolahnya, tidak banyak yang tetap masuk. Diantara mereka ada yang tak dapat membayar sama sekali, lantaran itu dibebaskn dari uang sekolah. Tidak sampai hti kami mengusir dri sekolah lantaran tidak mampu membayar.
Dalam pad itu maka pendidikan harus dipelihara,… Kredit buku dari J.B. Walters (salah satu penerbit buku pada saat itu- Red) harus dibayar dengan tertib, walaupun oleh murid-murid tidak teratur pembayarannya, kalau tidak J.B. Walters tidak bersedia lagi memberi kredit seterusnya. Kalau hari sudah mendekati bulan Ramadhan hati sudah kuatir. Murid-murid, kebanyakannya, tidak dapat membayar uang sekolahnya sebab perlu membeli pakaian lebaran. Tetapi para guru justru perlu benar menerima gaji yang cukup, sebab maklum bulan puasa dan hari akan lebaran.
Ditengah-tengah kesulitan semacam itulah berlangsung perkawinan Ummie dan Aba, dengan sangat sederhana (pada tanggal 20 oktober 1934-Red). Kami tinggal di satu rumah kecil dekat surau di jalan Rana.. diadkan juga walimah sedikit tapi tamu makan di atas surau di depan rumah kecil itu.
Ummie tahu bahwa jalan hidup yang Aba tempuh, sama sekali tidak memberi jaminan hasil yang tetap. Tidak mempunyai “toekomst”, kata orang waktu itu, yakni hari depannya: wallahu a’lam! Akan tetapi Ummie rela dan berani naik perahu Aba yang oleng itu, sama-sama menempuh samudera hidup yang penuh resiko!
Begitu Ummie ini anak-anakku! Sebagai teman hidup dan teman seperjuangan kami sama-sama menggulamkan gigi menghadapi bermacam kesulitan itu. Cita-cita harus dilaksanakan menjadi kenyataan.”
Demikianlah, energi cinta dari sang istri, teman hidup dan teman seperjuangan natsir, memperkuatnya menyongsong cita-cita.
=Bersambung=
Kamis, 22 April 2010
ikhlas
think about it! what do you think?
(To be continued)
Minggu, 18 April 2010
mario teguh 18 -04-2010
Sabtu, 10 April 2010
carpon
Cariosna... tadi teh uih ngantor siang keneh da aya kaperyogian, janten mung ngalembur satengah dinten... pas dugi ka tempat biasa naek angkot, abdi ningali aya opat pamuda turun tina angkot, saparantos eta pamuda tarurun, kalacat we abdi naek, angkot maju 2 meter aya penumpang deui naek. Asalna mah biasa we naek angkot teh tara perhatosan kaditu kadieu, ari harita mah abdi ngadangu supir ngobrol sareng penumpang nu di sagigireunana, sigana mah ngobrolkeun kajadian nu teu acan lami. Didadangukeun teh tetela nu diobrolkeun teh para pamuda nu tadi tarurun pas saacan abdi naek....
(Gusti..... geuningan maranehna teh copet...!)
ceuk supir ka panumpang awewe gigireunana : "punten nya neng ... tadi teh bapa sanes nanaon ngoperkeun gigi trus ngerem ngadadak teh, tapi bapa hoyong ngawartosan ka penumpang supados ati-ati, yen nuju aya copet dina mobil ieu nu nuju beraksi"
pok deui supir nyarita: "abdi ge emut di mana naekna eta jelema teh, nu hiji di jalan cikutra, nu hiji di jalan bekamin nu dua di jalan jakarta" jadi eta teh babaturana keneh....
jadi, urang kudu ati-ati, kade tong hilap ngadoa pami bade ngayakeun perjalanan teh nyalindung ka Allah tina sagala rupa kajahatan nu aya di hareupeun urang.
Ya Allah terimakasih segala puji hanya untuk Engkau, telah kau lindungi diriku dari kejahatan mereka... semoga mereka diberi kesadaran... aamiin...
@BTW setelah dibaca ulang ternyata basa sunda ku teu pararuguh... huhuhu.... wios ah diajar.... da...@
cag...
*** by tjoby lenyepan
Rabu, 31 Maret 2010
...ing
Why do you get so excited every time you see the ballet?Mina : Isn't it awesome? I wish I could see one live just once. I wonder if this troupe will come to Korea?
Misuk : How would you like to go see it over there?
Mina : Really?
Misuk : Really!
waaaaa........aaaaaa.....aaaaaa!
Mina : we're going to Europe, then?
Misuk : yes
Mina : And we're really seeing the ballet, too?
Misuk : Let's watch it until we're sick of it
Mina : then how about your restaurant?
Misuk : I sold it
Mina : What?
Misuk : to go to Europe
Mina : Really?
Misuk : No, lies, lies! All are lies!
Mina : What a liar!
hahahaha......hahaha....haha...
Misuk : want me ti prepare a bath for you?
Mina : sounds good
Misuk : did you bring your medicine?
Mina : yes, here
Misuk : Did some one move in?
Mina : get in the house I'm going
Misuk : didn't you forget something? you're insatiable, that's an expression of affection why don't you get a boyfriend?
=School=
teacher 1 : what a hopeless class this is!
student 1 : teacher, please help us wake up
teacher 1 : you come on up here. I'll wake you up with a slap to the head
student 2 : teacher, please tell us about your first love!
student 3 : haven't you loved someone like the crossing guard did?
teacher 1 : oh, you poor girls, do you really believe that story? stop talking and write this down!
student 4 : a 100-day anniversary ring
teacher 2 : how are you doing in class?
mina : it's okay
teacher 2 : because as you came in the middle of the semester, it won't be easy to get along but they'll be friendly soon, don't worry too much
teacher 3 : I guess she's Mina?
teacher 2 : don't hesitate to tell me, if you feel uncomfortable and ask me anything if you want. now go!
mina : well... I have one question
teacher 2 : you mean about Kisu the crossing guard? Oh Ki-su? the man with the flags in front of school? when he was in high school he liked a girl in our school and one rainy day when Ki-su was waiting for her, she was run over while crossing the street and killed. since then, he has stood in front of our school, directing traffic. crying when it's raining. isn't that just a made up story that students tell? yes I guess so.
=restaurant=
customer : excuse me, white wine, please
waitress : yes, just a moment
friend 1 : juk-ja asked a fortuneteller, If she would find a boyfriend before she died the oracle said she would find a boyfriend that winter so jin-ju asked the same question, and the fortuneteller said : why don't you just watch drama instead?
misuk : hahaha... being in love is a nice thing, isn't it?
friend 1 : you don't get hungry nor cold even when you don't eat in winter
Misuk : you are right, we had those days too, didn't we?
friend 1 : Misuk
misuk : what?
friend : you know about Mina
Misuk : don't say anything if it's about Mina. I've thought about it enough
friend 1 : but still, why isn't she in the hospital?
Misuk : there's no cure for her, so why stay in the hospital?
friend 1 : but there could be a miracle
Misuk : miracle? yes, there could be ... but I think it already was a miracle that Mina has lived until now. Mina has been in and out of the hospital since she was born with operations and injections all over her body. Now they say there's no more hope, I can't make her suffer more for her few last monts
friend 1 : you sure you won't regret it after mina's gone?
misuk : then, I will drink cry and I'll call you
=home=
Oh gees, you! are you watching that again?
Rabu, 24 Februari 2010
corat-coret bahasa sunda
pami emut kana kajantenan basa eta sok hoyong seuri nyalira.... isin atuda...
sering pisan katangen nuju ngemutan anjeunna... dina hiji mangsa mah rada kapok kumargi pami nuju emut teh sok ujug-ujug belengeh seuri, teu emut nuju dimana... atanapi dipayuneun aya saha, ah leres isin pisan...
tah pami ayeuna mah nuju ngemutan deui wangun kecap bahasa sunda nu tos diuninga ku sim kuring, saleresna aya oge kecap bahasa sunda anu lemes anu teu pas pami diangge ku nyalira, mung kumargi hilap kecap anu pas-na teh naon, janten sim kuring ngangge anu emut heula kecap anu lemes diangge.
pami urang hoyong tiasa nyarios salah sahiji basa, bade eta basa urang nyalira, atanapi basa tatanggi (pami teu lepat mah nu pas na teh 'basa deungeun' disebatna ), urang kedah wantun ngucapkeun eta basa, tong ngaraos sieun, pami urang tos wantun ngucapkeun eta basa, nya kantun diteraskeun supados (sangkan) janten kabiasaan, tah pami tos biasa mah urang teh sok langkung enggal tiasa kana eta basa.
Selasa, 23 Februari 2010
rasa itu disebut apa?
hahaha.... *tertawa getir* manakala melihat oranglain melakukan hal yang kita tidak suka tapi kita sadar kita pun pernah melakukan hal yang sama..... untungnya jadi introspeksi.... 9syukur deh) jadi ketauan deh bahwa hal yang kita tidak suka juga bukan berarti kita tidak pernah melakukannya....
seperti:
memikirkan hal yang tidak2 dari tindakan orang lain yang mengakibatkan kerugian pada diri sendiri.... menyangka orang lain berbuat hal itu karena membenci kita atau sebaliknya karena menyukai kita padahal mereka melakukan itu karena mereka punya alasan sendiri yang sebenarnya ga ada kaitannya dengan kita... hahaha...... kalo engga malu ya apalagi namanya.....?
hal ini seringkali kita lakukan tapi kita tidak sadar... dan ternyata mata hatinya dibukakan untuk mengingatkan bahwa hal itu tidak baik.... dengan melihat dari orang lain.. eh pelajaran itu dapatnya dari mana aja ternyata.... (peribahasa: gajah di pelupuk mata tidak tampak, semut di seberang tampak)
emh... trus apalagi ya.....
oh ya:
tomorrow.... genap tigapuluhsatu.....
duh berkurang lagi jatah hidup di dunia ini neh... udah melakukan apa aja ya selama hidupku yang tigapuluh tahun ke belakang ini ya....?
eits.... jangan menyerah!!! tetap semangat!!! aku tidak tahu akan menjadi apa aku nanti, tapi tetap berusaha danberpikir positif dalam menjalani hidup!!!
by: Tjoby Lenyepan.com